Sabtu, 13 April 2013

hukum melafalkan usholly

HUKUM MELAFALKAN NIAT (SHALAT)

Tanya:
Bagaimana Huku melafalkan "Usholly" ?

Jawab:

hadits shahih riwayat imam Muslim no : 2168 berikut : ان انس رضى الله فال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول " لبيك عمرة و حجا " Dari Anas Ra berkata, aku mendengar Rasulullah Saw mengucapkan “ Labbaik umrotan wa hajjan “.

Hadits ini berkaitan tentang niat haji yang beliau Saw lafadzkan dengan lisan, maka dapat diqiyaskan bahwa jika niat di dalam haji sunnah dilafadzkan dengan lisan, maka demikian pula melafadzkan niat dengan lisan di dalam hati dengan lafazd Usholli hukumnya sunnah demikian juga dalam ibadah yang lainnya seperti wudhu’, puasa dan zakat.

  يسن أن يتلفظ بلسانه باالنية، كأن يقول بلسانه أصلي فرض الظهر مثلا، لأن فى ذالك تنبيها للقلب، فلو نوى بقلبه صلاة الظهر، ولكن سبق لسانه فقال: نويت أن أصلي العصر فأنه لا يضر، لأنك قد عرفت أن المعتبر فى النية انما هو فى القلب، والنطق با للسان ليس بنية.............. وهذا الحكم متفق عليه عند الشافعية والحنابلة. [كتاب الفقه على المذاهب الاربعة لعبد الرحمن الجزيري ص : 114]

Disunnahkan melafazhkan niat dgn lisan, sebagaimana mengucapkan niat dgn lisan, misal “Aku niat sholat fardhu zhuhur,” karena hal itu unt mengingatkan hati. Jika seseorang niat di dlm hatinya sholat zhuhur tetapi lisannya mendahului dgn ucapan niat : “Aku niat sholat ashar,” itu tdk masalah. Karena kamu mengetahui bahwa sesungguhnya niat itu ada di dlm hati, dan ucapan lisan itu bukan niat............ Ini adalah hukum kesepakatan menurut madzhab Syafi’iyah dan Hanabilah [Syafi’i dan Hambali] [Kitab Fikih Empat Madzhab oleh Abdurrohman Al-Jazairi juz 1 hal. 114]

هل يستحب اللفظ بالنية ؟ على قولين : فقال طائفة من أصحاب أبي حنيفة ، والشافعي ، وأحمد : يستحب التلفظ بها لكونه أوكد، وقالت طائفة من أصحاب مالك ، وأحمد ، وغيرهما : لا يستحب التلفظ بها ؛ لأن ذلك بدعة لم ينقل عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ولا أصحابه ولا أمر النبي صلى الله عليه وسلم أحدا من أمته أن يلفظ بالنية الفتاوى الكبرى ص : 1 / 214 - 215 [

Apakah disunnahkan melafazhkan niat? Maka dikatakan ada dua pendapat. Pendapat sebagian sahabat Imam Abu Hanifah [Hanafi], Syafi’i dan Ahmad [Hambali] mensunnahkan melafazhkannya unt menguatkan [niat] . Dan sebagian dari sahabat Imam Malik dan Imam Ahmad dan selain dari keduanya, tdk mensunnahkannya karena hal itu bid’ah yg tdk pernah diucapkan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam dan tdk oleh para sahabat. Dan Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam tdk pernah memerintahkan kpd seorang pun dari umatnya unt melafazhkan niat. [Al-Fatawa Al-Kubro juz 1 hal. 214-215]====


Dan Dalam Kitab SAFINATUNNAJAH dikatakan:'"WANNIYYATU QOSDHUSSYAI I MUQTARINAN BIFI'LIHI WAMAHALLUHAL QOLBU WATTALAFADZU BIHA SUNNATUN"yang namanya niat itu adalah harus di barengkan dengan pekerjaan dan tempatnya niat itu dihati dan melafadzkannya adalah sunnah"==nah knapa harus dilafadzkan? karna dalam kitab yang sama : LIYUSYAIDAL LISANU WAQOLBA.."Melafadzkannya adalah untuk menguatkan hati"

=========Wallahu 'alam Bisshowwab======

Sumber : Dokumen Grup FB : Forum Silaturamim ASWAJA Nusantara (FORSIL ASWAJA Nusantara)

link grup : https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek
dan web : http://forsilaswaja.blogspot.com/

2 komentar: